Mungkin memang terkesan meremehkan, tapi Ranieri dipandang sudah melewati masa kejayaan. Terakhir ia dipecat timnas Yunani pada November 2014, hanya empat bulan setelah penunjukan dirinya, setelah tim yang ia pimpin menderita kekalahan dari tim gurem, Kepulauan Faroe, di babak kualifikasi Piala Eropa 2016.
Judi CBOBET
Sebelumnya lagi Ranieri didepak AS Monaco di pengujung musim 2013/2014. Walaupun di musim itu ia membawa Monaco finis sebagai runner-up Ligue 1, tapi itu dianggap tidak cukup bagi tim tersebut yang sudah menghabiskan 124 juta poundsterling untuk mendatangkan Radamel Falcao, Joao Moutinho, Geoffrey Kondogbia, James Rodriguez, Anthony Martial, Jeremy Toulalan, Eric Abidal, Ricardo Carvalho, dan Dimitar Berbatov.
Baca: Sayonara untuk Reputasi Claudio Ranieri
Selama hampir tiga dekade menjadi pelatih kepala, dengan berderet-deret klub top seperti Valencia, Atletico Madrid, Chelsea, Parma, Juventus, Inter, Juventus, dan AS Roma, pria 63 tahun itu hanya memiliki lima trofi. Ranieri memang dikenal sebagai figur yang bisa memperbaiki kondisi tim, tapi sulit memenangi piala.
Terlalu berlebihan jika Leicester memilih Ranieri untuk misi meraih gelar (apapun). Target palig realistis mereka mungkin adalah tampil sebaik-baiknya dan bertahan selama mungkin di Premier League.
Tapi apa yang dicapai Kasper Schmeichel dkk. di dua pertandingan awal musim ini membuktikan bahwa Leicester bukannya tidak menaruh target apa-apa. Menang 4-2 atas Sunderland, dan mengungguli West Ham United 2-1 tadi malam, telah membawa Leicester bertengger di puncak klasemen, membawahkan Manchester United.
"Saya lihat di klasemen, dan saya bilang 'oke, kami punya enam poin," ucap Ranieri usai pertandingan melawan West Ham, seperti dilansir Cboplay.
Posted By:
0 komentar:
Posting Komentar